Lahir Sebagai Tuna Netra, Pemuda Ini Disarankan Dibuang. Kini Ia Punya Usaha Senilai Rp 100 Miliar
Rabu, 20 April 2016 00:19
odditycentral.com
Srikanth Bolla (23), pemuda tuna netra pemilik perusahaan bernilai Rp 100 miliar.
TRIBUNJATENG.COM, INDIA - Menjadi tuna netra ternyata tak membuat Srikanth Bolla (23) menyerah pada nasib.
Di usianya yang sangat belia, Srikanth sukses mendirikan sebuah perusahaan yang kini bernilai 7,5 juta dolar AS atau hampir Rp 100 miliar.
Srikanth terlahir dalam kondisi tuna netra. Saat itu, beberapa teman dan kerabat orangtuanya menyarankan agar mereka membuang Srikanth.
Kala itu, saran tersebut terdengar masuk akal karena kedua orangtua Srikanth sangat miskin dan hanya berpenghasilan 300 dolar AS atau Rp 4 juta setahun.
Namun, mereka memilih untuk memelihara, membesarkan dan mencintai Srikanth, meski terlahir tidak dalam kondisi yang sempurna.
"Mereka adalah orang paling kaya yang pernah saya kenal," ujar Srikanth mengenang kedua orangtuanya.
Dan, tak percuma semua pengorbanan kedua orang tua Srikanth. Kini pemuda itu menjadi CEO Bollant Industries, sebuah perusahaan yang berbasis di Hyderabad, India.
Di usianya yang sangat belia, Srikanth sukses mendirikan sebuah perusahaan yang kini bernilai 7,5 juta dolar AS atau hampir Rp 100 miliar.
Srikanth terlahir dalam kondisi tuna netra. Saat itu, beberapa teman dan kerabat orangtuanya menyarankan agar mereka membuang Srikanth.
Kala itu, saran tersebut terdengar masuk akal karena kedua orangtua Srikanth sangat miskin dan hanya berpenghasilan 300 dolar AS atau Rp 4 juta setahun.
Namun, mereka memilih untuk memelihara, membesarkan dan mencintai Srikanth, meski terlahir tidak dalam kondisi yang sempurna.
"Mereka adalah orang paling kaya yang pernah saya kenal," ujar Srikanth mengenang kedua orangtuanya.
Dan, tak percuma semua pengorbanan kedua orang tua Srikanth. Kini pemuda itu menjadi CEO Bollant Industries, sebuah perusahaan yang berbasis di Hyderabad, India.
Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis wadah ramah lingkungan yang dibuat dari daun dan kertas daur ulang.
Hebatnya, Bollant Industries mempekerjakan banyak warga berkebutuhan khusus, layaknya Srikanth.
Kini Bollant Industries memiliki empat unit produksi di tiga negara bagian di wilayah selatan India.
Yaitu Andhra Pradesh, Telangana dan Karnataka.
Kerja keras Srikanth mengatasi segala keterbatasan hingga meraih kesuksesan sangat memukau para pebisnis papan atas India.
Membuat para taipan negeri itu seperti Ratan Tata berani menginvestasikan uangnya di perusahaan milik Srikanth ini.
Srikanth memang meraih kesuksesan ini dengan susah payah dan jalan yang sangat panjang. Dia harus mengatasi banyak rintangan dalam hidup termasuk dijauhi teman-temannya semasa masih bersekolah di desa.
Namun, setelah Srikanth masuk di sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus, kecerdasannya terpoles. Dia juga memiliki bakat besar dalam olahraga catur serta kriket.
Hebatnya, Bollant Industries mempekerjakan banyak warga berkebutuhan khusus, layaknya Srikanth.
Kini Bollant Industries memiliki empat unit produksi di tiga negara bagian di wilayah selatan India.
Yaitu Andhra Pradesh, Telangana dan Karnataka.
Kerja keras Srikanth mengatasi segala keterbatasan hingga meraih kesuksesan sangat memukau para pebisnis papan atas India.
Membuat para taipan negeri itu seperti Ratan Tata berani menginvestasikan uangnya di perusahaan milik Srikanth ini.
Srikanth memang meraih kesuksesan ini dengan susah payah dan jalan yang sangat panjang. Dia harus mengatasi banyak rintangan dalam hidup termasuk dijauhi teman-temannya semasa masih bersekolah di desa.
Namun, setelah Srikanth masuk di sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus, kecerdasannya terpoles. Dia juga memiliki bakat besar dalam olahraga catur serta kriket.
Saat duduk di bangku SMA, Srikanth harus berjuang keras untuk bersaing dengan rekan-rekannya.
Beruntung, dia mendapatkan guru yang rela mengubah semua bahan pelajaran dalam bentuk audio yang membantunya lulus dalam ujian.
Lulus dari SMA, Srikanth bercita-cita untuk belajar teknologi informasi di universitas ternama di India.
Sayang, meski hasil tes masuknya memuaskan, pemuda ini ditolak hanya karena di penyandang tuna netra.
Namun, dengan catatan akademisnya yang luar biasa, Srikanth malah diterima di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS dan lulus pada 2012.
Setelah lulus, Srikanth langsung pulang kampung ke India dan bertekad mendirikan perusahaan yang akan mempekerjakan orang-orang berkebutuhan khusus seperti dirinya.
"Memberi uang receh kepada seorang pengemis di jalan bukanlah sebuah bentuk bantuan," ujar Srikanth.
Beruntung, dia mendapatkan guru yang rela mengubah semua bahan pelajaran dalam bentuk audio yang membantunya lulus dalam ujian.
Lulus dari SMA, Srikanth bercita-cita untuk belajar teknologi informasi di universitas ternama di India.
Sayang, meski hasil tes masuknya memuaskan, pemuda ini ditolak hanya karena di penyandang tuna netra.
Namun, dengan catatan akademisnya yang luar biasa, Srikanth malah diterima di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS dan lulus pada 2012.
Setelah lulus, Srikanth langsung pulang kampung ke India dan bertekad mendirikan perusahaan yang akan mempekerjakan orang-orang berkebutuhan khusus seperti dirinya.
"Memberi uang receh kepada seorang pengemis di jalan bukanlah sebuah bentuk bantuan," ujar Srikanth.
"Bantuan yang benar adalah menunjukkan kepada seseorang cara
untuk hidup dan memberi kesempatan mereka untuk mencoba. Tunjukkan kasih
sayang dan buat orang lain berkecukupan," kata dia.
"Libatkan orang lain dalam kehidupanmu dan singkirkan kesendirian, serta berbuat baik, dan engkau akan mendapatkan balasannya," tambah dia. (oddity central.com)
"Libatkan orang lain dalam kehidupanmu dan singkirkan kesendirian, serta berbuat baik, dan engkau akan mendapatkan balasannya," tambah dia. (oddity central.com)
0 comments:
Post a Comment